Share

Apa Itu Web Hosting, Pengertian, dan Jenisnya

Apa itu web hosting dan kegunaannya dalam pembangunan sebuah website?

Internet sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok masyarakat saat ini. Pencarian informasi banyak dilakukan di internet. Seperti melalui website atau blog. Dibandingkan dengan media lain. Tak heran jika bisnis web hosting menjadi booming beberapa tahun terakhir ini.

Walaupun kata hosting sudah umum di dengar masyarakat, namun ternyata tidak semua orang paham apa sebenarnya pengertian hosting. Padahal, sebagai masyarakat di era digital, seyogyanya mengetahui apa itu web hosting serta jenis hosting yang ada.

Apalagi bagi yang ingin memiliki website atau blog sendiri, tentu sudah wajib paham apa itu web hosting.

Lebih baik lagi jika ditambah dengan pengetahuan akan jenis hosting. Tujuannya adalah untuk memilih web hosting yang tepat sesuai dengan kebutuhan website dan tentunya juga budget yang dimiliki.

Apa itu Web Hosting dan Domain, Bagaimana Cara Kerjanya?

Mari mulai dengan apa itu web hosting. Hosting bisa dikatakan sebagai tempat menyimpan file ataupun data sebuah website. Selayaknya sebuah tempat penyimpanan, apapun yang disimpan disitu bisa diakses dan diolah atau dikelola. Pengolahan dan pengelolaannya dilakukan melalui internet.

File atau data pada sebuah website yang disimpan di dalam hosting adalah email, script, gambar, video, aplikasi, serta database. Jika diibaratkan, hosting adalah petak tanah yang diatasnya dibangun sebuah bangunan yaitu website. Besaran petak tanah ini tergantung dari seberapa besar file-file di dalam website.

Jadi, bagi orang yang ingin memiliki website tentunya harus memiliki hostingnya terlebih dahulu. Caranya, tentu saja dengan cara membelinya di penyedia web hosting Indonesia. Selain hosting, untuk memiliki website, anda juga harus memiliki hal lain yang disebut dengan domain. Namun apa itu domain?

Selayaknya sebuah rumah, tentu ada alamatnya, alamat inilah yang disebut domain. Hosting dan domain adalah dua hal yang harus dibeli jika ingin memiliki sebuah website.

Fungsi utama hosting adalah sebagai tempat penyimpanan di mana semua orang nantinya bisa mengakses penyimpanan tersebut. File-file di dalam website akan disimpan di dalam sebuah server hosting. Semakin besar file, maka semakin besar juga kapasitas server yang diperlukan.

Idealnya, layanan hosting harus memiliki 3 faktor yaitu uptime yang stabil di atas 99,90%, load time page cepat di bawah 1 detik, serta support yang baik. Sayangnya, tidak semua hosting provider lokal di Indonesia bisa memenuhi 3 faktor itu. Tidak heran banyak orang yang memilih provider internasional seperti Bluehost, Hostgator, ataupun Cloudways.

Setelah mengerti tentang pengertian hosting, maka lanjutkan dengan mengetahui apa itu web hosting.

Baca juga: Prinsip dan Cara Kerja Share Hosting Server yang Perlu Diketahui

Di Mana dan Bagaimana Cara Membeli Hosting?

Setelah paham tentang apa itu web hosting, hal selanjutnya yang perlu diketahui adalah di mana dan bagaimana cara membeli hosting. Umumnya, membeli hosting juga sepaket dengan membeli domain. Cara paling mudah adalah dengan membeli hosting di penyedia layanan web hosting.

Biasanya, penyedia layanan web hosting akan menjual hosting dalam bentuk paket. Setiap paket berisi fitur-fitur dan besaran storage yang bisa didapatkan. Semakin besar storage dan semakin beragam fitur yang didapatkan, maka biaya hosting akan lebih mahal. Pada paket-paket unlimited biasanya pembelian hosting sudah termasuk membeli domain.

Cara membelinya sebenarnya cukup mudah dan bahkan bisa dibeli secara online. Pembeli hanya perlu masuk ke website penyedia web hosting, memilih paket yang diinginkan, kemudian membayarnya. Ada banyak pilihan pembayaran untuk pembelian hosting ini.

Periode pembelian hosting umumnya untuk satu tahun dan bisa diperpanjang. Jadi, selama satu tahun pemilik website akan mendapat layanan berupa pemeliharaan website. Termasuk di dalamnya maintenance server. Untuk setiap permasalahan yang ditemui dalam perjalanannya, akan ada support staff atau helpdesk yang akan membantu menyelesaikan kendala-kendala.

Baca juga: Cara Menambahkan Domain di Hosting

Web Hosting dan Cara Kerjanya

Sebelum membahas jenis-jenis hosting, sebaiknya menggali lagi lebih dalam tentang bagaimana cara kerja web hosting. Tujuanya adalah untuk bisa menentukan hosting seperti apa yang cocok dengan kebutuhan website yang sedang dibangun.

Web hosting adalah sebuah layanan atau jasa penyedia hosting, di mana sebuah komputer terhubung ke internet agar sebuah website bisa muncul di internet. Ketika sebuah website sudah selesai dibangun, maka website itu bisa diakses oleh komputer lain yang terhubung ke internet.

Tugas dari web hosting adalah menyediakan storage space untuk website atau aplikasi pada server di internet. Jadi, tidak salah jika saat ini web hosting selalu dikaitkan dengan perusahaan penyedia jasa layanan ini. Cara kerjanya serupa dengan menyewa sebuah lahan, ada biaya yang harus dibayar agar bisa mendapatkan layanan.

Baca juga: Cara Kerja Web Hosting

Umumnya, penyedia layanan web hosting memberikan garansi uang kembali agar pembeli bisa mencoba dulu layanan. Pada masa percobaan ini pembeli bisa menakar apakah cocok tidaknya layanan yang diberikan dengan kebutuhan website.

Layanan web hosting untuk website sederhana tentu saja berbeda dengan website perusahaan. Misalnya, kebutuhan website untuk blogging tentu berbeda dengan kebutuhan website online shop atau marketplace. Kebutuhan storage untuk website e-commerce tentu lebih besar daripada website sederhana.

Jenis-jenis Hosting, Kelebihan dan Kelemahannya

Mengetahui jenis-jenis hosting sangat penting karena ada banyak layanan hosting yang semuanya bermuara pada bagaimana data pada website disimpan. Namun, kebutuhan setiap website pasti berbeda. Baik dari segi bisnis, budget, serta fitur-fitur yang diinginkan.

Baca juga: Apa itu Hosting Serta Ragam Jenisnya

Oleh karena itu, ada baiknya menyimak dulu pembahasan di bawah ini mengenai jenis-jenis hosting:

1. Shared Hosting

Jenis hosting yang pertama adalah shared hosting yang bisa diibaratkan seperti menyewa sebuah tempat di co-working space. Layaknya co-working space, pasti lebih sibuk, ramai, dan juga terbuka karena dipakai bersama-sama. Satu server yang sama, digunakan oleh banyak pengguna.

Walaupun ramai,  pada jenis hosting ini pengguna tetap mendapatkan semua kenyamanan. Shared hosting sangat cocok untuk website sederhana atau pemula, karena semua hal terkait maintenance, ketersediaan fitur, upgrade sistem sudah dijalankan oleh penyedia web hosting.

Dari segi harga, shared hosting lebih murah dan umumnya ini digunakan oleh pemula yang memiliki budget minim. Karena digunakan bersama-sama, resources yang tersedia sangat terbatas. Keterbatasan itu bisa dilihat dari jumlah bandwidth, space penyimpanan, dan juga fitur-fitur yang diberikan.

Kelebihan menggunakan shared hosting:

     Hemat dari segi biaya karena hanya menyewa sebagian kapasitas server dan digunakan bersama-sama, bukan dedicated server.

     Ramah bagi pemula karena tidak diharuskan setting server sendiri.

     Penyedia hosting bertanggung jawab penuh atas pemeliharaan server dan tidak perlu merepotkan pengguna.

     Pemilik website bahkan tidak harus mengerti bahasa pemrograman

Kekurangan

     Pengguna tidak dapat melakukan kontrol apapun atas konfigurasi server termasuk melakukan instalasi.

     Pengguna hanya bisa mengakses server untuk keperluan mengakses file website yang dimiliki.

     Karena digunakan bersama-sama, maka ketika traffic sedang tinggi bisa menyebabkan penurunan performa website. Contohnya adalah waktu loading yang lama.

Baca juga: Memahami Pengertian Shared Hosting untuk Pembuatan Website yang Tepat

2. VPS (Virtual Private Server)

Jika shared server diibaratkan seperti menyewa space di co-working space, VPS lebih pada menyewa office space di sebuah gedung. Walaupun bertetangga dengan tenant lain, tetapi pemilik tidak tergantung pada tenant lain dan bebas melakukan make over apapun.

Jenis hosting yang satu ini cocok untuk website dengan skala bisnis menengah. Wewenang akses pemilik terhadap server yang dimiliki lebih besar. Ditambah lagi, pemilik bisa mengatur dan mengelola server VPS yang dimiliki. Oleh karena itu, pada level ini, pemilik harus setidaknya paham tentang bahasa pemrograman dan dasar-dasar pengaturan server.

Baca juga: Mengenal Apa Itu VPS Hosting dan Fungsinya Bagi Sebuah Website

Walaupun memiliki space server sendiri, namun resources tetap digunakan bersama-sama dengan website lain. Jika diibaratkan, pada sebuah gedung perkantoran, maka air dan listrik tetap digunakan secara bersama-sama. Jadi jika ada gangguan pada resources ini, performa website tetap akan terganggu.

Kelebihan:

     Harga masih termasuk ekonomis untuk website bisnis menengah dibandingkan dengan dedicated server.

     Dengan budget yang tidak terlalu besar, bisa mendapat alokasi dedicated server tanpa harus membeli keseluruhan server.

     Pengguna bebas melakukan kustomisasi pada server VPS.

     Tersedia help desk yang akan membantu permasalahan selama 24/7 pada jenis VPS managed.

     Pengguna dapat mengatur scalable sendiri, yaitu bisa menaikkan dan menurunkan resource tanpa khawatir soal downtime.

Kekurangan:

     Biaya yang dikeluarkan lebih tinggi daripada shared server.

     Ada effort untuk menginstal control panel sendiri.

     Pemilik harus memiliki pengetahuan mengenai server serta sistem operasinya.

Baca juga: Tertarik Menggunakan VPS? Kenali Dulu Kegunaannya!

3. Dedicated Server

Sebagai yang paling mahal harganya, membeli dedicated server sama seperti membeli keseluruhan gedung perkantoran. Investasi yang besar ini tentu akan memberikan pemilik kebebasan penuh dalam mengatur dan mengorganisir server yang dimiliki.

Tetapi, walaupun gedung perkantoran tadi sepenuhnya dimiliki sendiri, gedung tersebut tetap berdiri di atas sebuah lahan yang disebut data center. Maka, jika ada gangguan atau masalah pada data center akan tetap berdampak pada server.

Dedicated server sangat cocok untuk website dengan performa dan reliabilitas yang tinggi. Root access penuh pada server membuat pemilik bebas menginstal software apapun. Dengan space atau ruang pada server yang lebih banyak, maka website bisa menyimpan sebanyak mungkin file yang dibutuhkan.

Tetapi, karena semua hal diatur sendiri oleh pemilih server, maka pemilik haruslah orang yang mumpuni dalam hal pengorganisasian server. Pemilik harus paham betul bahasa pemrograman agar bisa me-manage server dengan baik.

Kelebihan:

     Pengguna mendapat sebuah server fisik khusus untuk dirinya sendiri.

     Akses penuh pada root server.

     Kehandalan server tinggi karena resource server tidak dibagi dengan website lain.

     Tingkat keamanan tinggi.

     Konfigurasi server sepenuhnya ada di tangan pemilik dedicated server.

Kekurangan:

     Investasi besar.

     Potensi kerugian jika alokasi space yang besar tadi tidak dimanfaatkan secara maksimal.

     Pemilik harus memiliki pengetahuan tentang sistem operasi dan server.

     Pemilik melakukan control panel sendiri.

     Downtime sering terjadi ketika pemilik melakukan upgrade atau downgrade, hal ini karena server harus dimatikan.

     Hanya cocok untuk website perusahaan besar yang memerlukan resource yang besar pula.

Baca juga: Apa Itu Dedicated Hosting dan Mengapa Harus Dipilih?

4. WordPress Hosting

WordPress hosting adalah jenis hosting yang dibuat khusus untuk user-user WordPress. Bentuknya mirip dengan shared hosting. Pemilik website yang menggunakan WordPress hosting mendapatkan konfigurasi server khusus. Pre-installation pada hal-hal penting seperti security dan caching.

Optimasi konfigurasi pada WordPress hosting sangat baik sehingga website memiliki performa yang baik pula. Loading time pada website cepat dan jarang terjadi masalah. Menariknya lagi, ada banyak fitur tambahan terkait WordPress yang bisa didapatkan oleh pengguna. Ditambah lagi dengan variasi tema WordPress, specific tool developer serta drag and drop page builder.

Kelebihan:

     Investasi minim karena harga hosting yang murah, hampir mirip dengan harga shared server.

     Sangat cocok untuk pemula karena mudah digunakan.

     Pada situs-situs WordPress, performanya sangat baik.

     1-click installation

     Dukungan help desk yang sangat paham tentang WordPress

     Pre-installed tema-tema WordPress dan plugin.

Kekurangan:

     Hanya cocok untuk website yang dibangun di WordPress.

     Jika ada website yang tidak dibangun dengan WordPress kemudian dionlinekan di server, masalah bisa terjadi pada website.

5. Cloud Hosting

Cloud hosting merupakan paket hosting favorit para pemilik website karena jarang mengalami downtime. Ini karena menggunakan cloud hosting berarti pemilik website menggunakan sekelompok server dalam satu cluster, di mana ada replikasi file dan resources pada tiap-tiap server.

Pada cloud hosting, jika terjadi masalah atau traffic sedang tinggi pada salah satu server yang digunakan, maka secara otomatis traffic website akan dialihkan ke server lainnya. Tentu saja pengalihan server ini hanya bisa dilakukan di cluster yang sama.

Baca juga: Perbedaan Cloud Hosting dan VPS (Virtual Private Server)

Kelebihan:

     Efisien dari segi harga karena membayar sesuai dengan apa yang dipakai.

     Jarang terjadi downtime, bahkan bisa dibilang tidak ada sama sekali.

     Website tetap berjalan normal walaupun ada gangguan pada server.

     Resource yang dialokasikan didasarkan pada permintaan.

     Dibandingkan dengan VPS, cloud hosting lebih scalable.

Kekurangan:

     Sulit untuk memperkirakan biaya.

     Pemilik tidak selalu mendapat akses root.

Baca juga: Kelebihan dan kelemahan Cloud Hosting

Cara Memilih Hosting yang Tepat

Ketika memutuskan untuk terjun di internet secara online dengan memiliki website sendiri, memilih hosting yang tepat adalah langkah yang harus diambil dengan cara yang benar. Terlebih lagi jika website diperuntukkan untuk tujuan bisnis.

Pengetahuan tentang pengertian hosting saja tidak cukup tanpa mengetahui tentang hal-hal apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam memilih web hosting. Hosting bukan saja membuat website bisa diakses oleh pengunjung tetapi juga menyediakan layanan-layanan seperti pengaturan server serta software, bandwidth, uptime, kecepatan dan lain-lain.

Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Hosting dan Apa Saja Ragam Jenisnya

Lalu, apa saja yang perlu dipertimbangkan sebelum membeli hosting? Ini daftarnya:

1. Disk Space

Seperti namanya, disk space berarti mempertimbangkan berapa besarnya kapasitas penyimpanan pada hardisk server. Pengguna harus menilik kembali seberapa besar data yang dimiliki dalam websitenya. Paket hosting yang lebih komplit tentu dibutuhkan agar semua file dalam website bisa disimpan. Hal ini juga mencakup update konten pada website.

2. Bandwidth/Traffic

Sesuaikan kebutuhan bandwidth dengan jenis website yang akan dibangun. Misalnya, jika website ditujukan untuk kebutuhan akses yang tinggi akan video, gambar, artikel atau elemen-elemen lain, maka kebutuhan bandwidth akan lebih besar. Maka, pilihlah paket hosting yang menyediakan bandwidth yang sesuai.

3. Control Panel

Fungsi utama dari control panel adalah mengizinkan pengguna untuk mengatur berbagai macam fitur pada web hosting. Pada pengguna shared server, tampilan pada control panel umumnya GUI yang berisi gambar, tulisan, atau icon. Itu sebabnya ini cocok untuk pengguna pemula karena tidak ubahnya mengoperasikan smartphone.

Baca juga: Prinsip dan Cara Kerja Control Panel Hosting

4. Biaya

Membeli hosting merupakan sebuah investasi yang mau tidak mau dikeluarkan oleh para pemilik website. Semakin besar investasi, maka semakin besar kapasitas dan kontrol yang dimiliki pengguna terhadap servernya. Namun, ini juga harus disesuaikan dengan kebutuhan website dan tingkat kemahiran pengguna dalam mengolah server.

5. Email

Jika pengguna ingin juga memiliki email dan website sendiri maka pilihlah paket web hosting yang memberikan akses untuk set up email sendiri. Akan terlihat aneh jika alamat email berbeda dengan domain dari website yang dimiliki. Sebaliknya, website akan terlihat profesional jika alamat email sama dengan domain website.

6. Uptime

Sebuah studi kasus di SEOChat meneliti tentang uptime rata-rata pada website populer di dunia. Hasilnya, studi yang melibatkan 36 situs terkenal seperti Nasdaq, Dell, dan juga Wikipedia itu menghasilkan temuan waktu muat untuk situs-situs itu sekitar 9,82 – 13,84 detik. Artinya, jika website memiliki waktu muat di kisaran ini, maka bisa dibilang normal dan cepat jika di bawah ini.

Setelah mengupas tuntas tentang pengertian hosting, jenis hosting dan bagaimana cara kerjanya, diharapkan para pemilik website bisa menentukan paket web hosting seperti apa yang cocok. Paket-paket web hosting yang ditawarkan penyedia layanan hosting harus disesuaikan dengan tujuan website itu sendiri. Jadi, biaya yang dikeluarkan sesuai dan tidak mendatangkan kerugian.

Jika anda merasa bahwa bahwa hal terkait dengan web hosting dan domain ini terbilang rumit. Namun di lain sisi, anda ingin memiliki website yang profesional. Menggunakan jasa Web dan jasa SEO dapat menjadi pilihan untuk anda. Kedua jenis layanan tersebut biasanya menawarkan paket pembuatan website profesional, sehingga anda dapat lebih menghemat waktu.

Itulah beberapa ulasan dair kami mengenai apa itu web hosting, jenis dan juga cara pembeliannya. Semoga ulasan ini bermanfaat untuk anda yang membacanya. Terima kasih telah membaca.

Sumber: